Masalah susah buang air besar (BAB) atau biasa juga disebut
konstipasi merupakan masalah yang sering terjadi pada bayi. Orang tua, terutama
para orang tua baru biasanya akan langsung panik dan khawatir menghadapi
masalah tersebut. Hal tersebut sangatlah wajar, mengingat masih kurangnya
informasi dan juga belum memiliki pengalaman dalam hal mengurus bayi. Namun
jangan khawatir, dengan bekal informasi yang cukup Anda akan tahu bagaimana
cara penanganan yang tepat untuk mengatasi masalah susah BAB/konstipasi yang
terjadi pada bayi.
Apa saja gejala sembelit?
- Bayi menangis atau rewel karena merasa kesakitan karena sulit BAB
- Perut kembung
- Bayi muntah
- Berat badan tidak naik (dilihat dari kurva pertambahan berat badan per bulan)
- Bila diraba perutnya terasa keras
- Tinja keras yang terkadang disertai bercak darah.
Apabila terdapat darah segar pada tinja umumnya hal ini
dikarenakan ada luka pada anusnya. Gesekan tinja yang keras melukai permukaan
anus dan terbawa oleh tinja.
Apakah penyebab sembelit?
1. Faktor susu
Bayi yang mendapatkan Air Susu Ibu (ASI) akan sangat jarang mengalami sembelit karena ASI merupakan makanan terbaik bagi bayi dan lebih mudah dicerna. Pada ASI terdapat beberapa bakteri baik yang dapat mengurai protein susu yang sulit dicerna sehingga tinja bayi lebih lembut yang membuat buang air besar menjadi lebih mudah. Bayi yang hanya mengkonsumsi ASI bisa 3 – 5 hari tidak buang air besar. Namun, hal ini adalah wajar karena ASI diserap tubuh dengan baik, sehingga kotoran yang dihasilkan sangat sedikit.
Bayi yang mendapatkan Air Susu Ibu (ASI) akan sangat jarang mengalami sembelit karena ASI merupakan makanan terbaik bagi bayi dan lebih mudah dicerna. Pada ASI terdapat beberapa bakteri baik yang dapat mengurai protein susu yang sulit dicerna sehingga tinja bayi lebih lembut yang membuat buang air besar menjadi lebih mudah. Bayi yang hanya mengkonsumsi ASI bisa 3 – 5 hari tidak buang air besar. Namun, hal ini adalah wajar karena ASI diserap tubuh dengan baik, sehingga kotoran yang dihasilkan sangat sedikit.
ASI juga mengandung hormon motilin yang dapat meningkatkan
pergerakan usus bayi dan membantu melancarkan pencernaan.
Sementara karena hal tertentu, cukup banyak Ibu yang tidak
mampu memberikan ASI ekslusif kepada bayinya, sehingga mau tidak mau harus
memberikan susu formula untuk bayinya. Ketika bayi berusia 4 bulan juga
biasanya para ibu ada yang mulai mengganti atau mencampur ASI dengan susu
formula sebagai makanan tambahan untuk bayi.
Bayi yang mendapatkan susu formula memang memiliki
kecenderungan lebih besar untuk mengalami masalah susah BAB, karena kandungan
lemak dan protein pada susu formula tidak seimbang. Selain itu, karena
kandungan kalsium dan fosfor yang terlalu tinggi pada susu formula menyebabkan
air pada tinja terserap ke dinding-dinding usus sehingga membuat tinja bayi
menjadi keras. Pilihan susu yang tidak tepat serta kadar keenceran susu yang
tidak tepat juga dapat menyebabkan tinja si kecil menjadi keras sehingga
mengalami susah BAB.
2. Sistem pencernaan bayi belum sempurna
Sulit BAB pada bayi kemungkinan juga terjadi ketika bayi mulai diberikan makanan pendamping yang biasanya mulai dikenalkan pada bayi saat berusia 4 bulan. Hal ini mengakibatkan konsistensi tinja berubah menjadi lebih keras yang disebabkan karena sistem pencernaannya belum sempurna dan belum dapat mencerna makanan padat dengan baik.
Sulit BAB pada bayi kemungkinan juga terjadi ketika bayi mulai diberikan makanan pendamping yang biasanya mulai dikenalkan pada bayi saat berusia 4 bulan. Hal ini mengakibatkan konsistensi tinja berubah menjadi lebih keras yang disebabkan karena sistem pencernaannya belum sempurna dan belum dapat mencerna makanan padat dengan baik.
Bila bayi sudah diberikan makanan padat, konsistensi dan
warna dari fesesnya akan bergantung dari makanan yang dimakannya. Saat ia mulai
makan-makanan padat, frekuensi buang air besarnya pun bisa jadi berubah dan
lebih jarang daripada ketika usianya saat baru lahir. Dalam keadaan normal,
bayi bisa buang air besar beberapa kali sehari atau satu kali dalam 2-3 hari.
Namun, untuk kasus konstipasi, selain feses menjadi keras dan susah
dikeluarkan, bayi juga biasanya sudah tidak buang air besar selama 3 hari lebih.
Pada kondisi sudah mendapatkan makanan tambahan, mungkin
saja bayi akan mengalami sembelit karena usus belum terbiasa mencerna makanan
yang teksturnya agak lebih kental/padat. Untuk itu, butuh asupan cairan yang
lebih banyak dan juga serat untuk membantu kerja usus dalam mencerna makanan
dengan tekstur dan komposisi gizi yang baru.
3. Kekurangan cairan atau dehidrasi
Bayi yang mendapat ASI tidak akan dehidrasi karena dapat menyusu langsung dan mendapatkan ASI sesuai kebutuhannya, sehingga akan lebih banyak cairan yang didapat dan membuat pencernaan lebih lancar.
Bayi yang mendapat ASI tidak akan dehidrasi karena dapat menyusu langsung dan mendapatkan ASI sesuai kebutuhannya, sehingga akan lebih banyak cairan yang didapat dan membuat pencernaan lebih lancar.
Sementara pada bayi yang mendapatkan susu formula, susu yang
didapat terbatas pada banyaknya jumlah susu yang berada di dalam botolnya. Bayi
yang mulai mendapatkan makanan padat juga membutuhkan cairan lebih banyak
terutama untuk mengolah konsistensi makanan yang tekstrunya cukup keras,
seperti wortel misalnya. Bila Anda tidak menyeimbangkan makanan padat dan
jumlah cairan yang masuk ke tubuhnya, maka hal ini dapat menyebabkan bayi
mengalami konstipasi atau sembelit.
4. Luka pada anus
Bayi Anda merasa kesakitan setiap kali berusaha untuk BAB karena gesekan tinja yang keras melukai permukaan anus sehingga berdarah. Karena tidak ingin merasakan sakitnya saat mengejan membuat bayi malah cenderung untuk menahan atau menunda tinjanya untuk tidak keluar. Ini artinya tinja akan semakin lama berada dalam usus besar, semakin keras dan membuat semakin sulit untuk dikeluarkan sehingga menyebabkan konstipasi.
Bayi Anda merasa kesakitan setiap kali berusaha untuk BAB karena gesekan tinja yang keras melukai permukaan anus sehingga berdarah. Karena tidak ingin merasakan sakitnya saat mengejan membuat bayi malah cenderung untuk menahan atau menunda tinjanya untuk tidak keluar. Ini artinya tinja akan semakin lama berada dalam usus besar, semakin keras dan membuat semakin sulit untuk dikeluarkan sehingga menyebabkan konstipasi.
5. Hirschsprung
Hirschsprung merupakan kelainan organik berupa masalah persyarafan usus besar paling bawah, mulai anus hingga usus di atasnya. Pada umumnya saluran pencernaan mampu melakukan gerakan usus yang disebut gerakan peristaltik. Pada kelainan hirschsprung ini, di usus besar tidak terdapat persyarafan yang dapat menggerakan usus, sehingga salurannya menjadi sempit. Hal ini menyebabkan tumpukan kotoran yang pada akhirnya menyumbat usus di bagian bawah.
Hirschsprung merupakan kelainan organik berupa masalah persyarafan usus besar paling bawah, mulai anus hingga usus di atasnya. Pada umumnya saluran pencernaan mampu melakukan gerakan usus yang disebut gerakan peristaltik. Pada kelainan hirschsprung ini, di usus besar tidak terdapat persyarafan yang dapat menggerakan usus, sehingga salurannya menjadi sempit. Hal ini menyebabkan tumpukan kotoran yang pada akhirnya menyumbat usus di bagian bawah.
Jika dibiarkan akan menjadi tempat berkembangnya kuman dan
bisa menyebabkan infeksi berupa radang usus. Bila hal ini terjadi, dokter perlu
melakukan operasi untuk mengeluarkan tinja dengan membuat lubang di dinding
perut sesuai dengan lokasi kerusakan usus. Kasus bawaan ini bisa dideteksi
sejak dini. Tandanya yakni apabila dalam waktu 48 jam pertamanya bayi baru
lahir tidak buang air besar (BAB).
6. Mengalami penyakit tertentu
Meskipun termasuk jarang terjadi, namun ada juga bayi yang mengalami konstipasi akibat menderita penyakit tertentu seperti kekurangan tiroid, gangguan metabolisme tubuh, alergi makanan atau botulisme.
Meskipun termasuk jarang terjadi, namun ada juga bayi yang mengalami konstipasi akibat menderita penyakit tertentu seperti kekurangan tiroid, gangguan metabolisme tubuh, alergi makanan atau botulisme.
Bagaimana cara mengatasinya sembelit/konstipasi pada bayi?
- Bila Anda memberikan susu formula kepada bayi Anda, perhatikan peraturan takaran pengencerannya sehingga didapatkan konsistensi yang tepat dan tidak terlalu kental. Anda bisa melihat aturan dan takaran yang dianjurkan pada setiap label kemasan susu formula.
- Mintalah rekomendasi susu formula yang baik dari dokter atau ganti merk susu dengan merk lain yang lebih cocok untuk bayi Anda apabila diperlukan. Namun, perlu diingat pula bahwa Anda tidak boleh sembarangan atau terlalu sering menggonta-ganti susu formula untuk bayi. Kebiasaan tersebut tentu bisa mengganggu pencernaan bayi, bisa membuat bayi menjadi sembelit atau sebaliknya mengalami diare (mencret).
- Oleskan minyak bayi di daerah sekitar anus bayi. Hal ini bisa membantu bila pada anus bayi terdapat lecet atau luka.
- Berikan pijatan lembut disekitar perut bayi dari pusar ke arah luar dengan gerakan melingkar searah jarum jam. Anda bisa menggunakan krim atau minyak pijat bayi yang dapat memudahkan tangan Anda melakukan pijatan dengan lembut.
- Baringkan bayi Anda dalam keadaan terlentang dan lakukan gerakan kakinya seperti gerakan mengayuh sepeda di udara. Hal ini dapat membuat otot-otot perut bayi bergerak dan memberikan tekanan lembut di usus besar sehingga memudahkan bayi untuk BAB.
- Usahakan untuk memenuhi kebutuhan sayur dan buahnya setiap hari, bisa diberikan dalam bentuk puree atau jus. Buah yang baik untuk pencernaan si kecil adalah pepaya matang dan agar-agar yang dapat membantu melunakkan tinja sehingga memperlancar BAB.
- Selain pepaya, Ibu juga bisa memberikan sari buah apel (bukan jus apel karena jus apel mengandung pektin yang justru memicu konstipasi) untuk mengatasi konstipasi pada bayi.Buah yang sebaiknya dihindari untuk sementara waktu adalah pisang karena dapat mebuat tinja menjadi keras.
- Bila Anda masih menyusui (memberikan ASI) dan mendapati bayi Anda mengalami sembelit, Anda perlu memperhatikan pola asupan makanan yang masuk ke dalam tubuh Anda. Ada kemungkinan Anda kurang banyak mengkonsumsi serat (sayur, buah) atau kurang konsumsi air. Hal ini juga bisa menyebabkan konstipasi pada anak. Untuk itu, ubahlah pola makan Anda jangan sampai kurang serat dan air.
- Mandikan bayi dengan air hangat untuk membuatnya rileks yang dapat membantu melancarkannya untuk BAB.
- Berikan banyak air putih, pastikan jumlah cairan yang dibutuhkannya tercukupi.
- Banyak yang menyarankan untuk merangsang anus bayi dengan cara memasukkan ujung termometer ke dalam anus bayi. Namun, perlu diingat cara tersebut sangatlah tidak dianjurkan karena justru bisa berbahaya dan bisa menyebabkan luka.
solusi yg bagus krn anak saya suka susah BAB..
ReplyDeletethank u..
Moga2 bermanfaat ya bunda..
Deletekasian liat si kecil klo lg ngeden..
ReplyDeletemo nagis rasa nya..
thanks ya gan 4 the information..
Moga2 dgn informasi ney si kecil ga susah BAB lg ya bunda..
ReplyDelete